Berlin 1984
Tiga hari setelah tragedi runtuhnya gian wall. (tembok raksaksa yang memisahkan german barat dan german selatan, dibangun pada masa hitler)
Sang malam barusaja menyapa taman kota, dalam temaram lampu antik abad pertengahan sepasang muda-mudi tampak asik masuk memadu kasih, butir salju mulai menitik dari langit yg kelam, derit ayunan terdengar berkeriet tertiup angin utara, dari arah air mancur ditengah taman sekelebatan bayangan hitam melintas bak kilat diantara keduanya, detik berikutnya diatas salju yg putih genangan cairan kental berwarna merah merembes dipermukaannya, suasana kembali seperti semulah semakin hening mencekam seakan tak pernah terjadi apapun sebelumnya ditempat tsb.
Tiga hari setelah tragedi runtuhnya gian wall. (tembok raksaksa yang memisahkan german barat dan german selatan, dibangun pada masa hitler)
Sang malam barusaja menyapa taman kota, dalam temaram lampu antik abad pertengahan sepasang muda-mudi tampak asik masuk memadu kasih, butir salju mulai menitik dari langit yg kelam, derit ayunan terdengar berkeriet tertiup angin utara, dari arah air mancur ditengah taman sekelebatan bayangan hitam melintas bak kilat diantara keduanya, detik berikutnya diatas salju yg putih genangan cairan kental berwarna merah merembes dipermukaannya, suasana kembali seperti semulah semakin hening mencekam seakan tak pernah terjadi apapun sebelumnya ditempat tsb.